Minggu, 06 Oktober 2013

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

MENGENAL SIFAT ALLAH SWT DAN PENJELASAN

.
Asyhadu an-laa ilaaha illallaah  (Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah), Wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah  (dan saya bersaksi Muhammad SAW adalah Utusan Allah).
Kalimat diatas menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah.
Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.
Para malaikat dan orang- orang yang berilmu [juga menyatakan yang demikian itu].
Tak ada Tuhan [yang berhak disembah] melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.2 Al-Baqara :18)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat],
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.59. Al-Hasr :18)
|
Sebagai Umat islam meyakini adanya Allah SWT dan mengetahui sifat-sifatnya, agar menjadi mukmin sejati. Dengan modal iman inilah kita akan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

A.   Pengertian Iman kepada Allah SWT

Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan.
Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
 “Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.” 
(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota badan.
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
Firman Allah SWT :
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
(QS.An Nisa : 136)

B.   Sifat-Sifat Allah SWT

Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.
Sebagai muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut.
  • Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT – Sifat wajib Allah berjumlah 13.
  • Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT – Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
  • Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. – Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
Sifat Allah

C.  Dalil Naqli tentang Sifat-Sifat Allah SWT

Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya :
|

1. Wujud ( Ada )

Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Adam  yang berarti tidak ada.
Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam“ …(QS. Al-A’raf :54)
Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya.
  • Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal ?
  • Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu ?
  • Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
  • Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?”   … (QS.Al Muminun :78-80)
|

2. Qidam ( Dahulu atau Awal )

Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Hudus yang artinya baru.
Allah SWT tidak berpermulaan sebab sesuatu yang berpermulaan itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu namanya mahluk (yang diciptakan). Allah SWT bukan mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh karena itu Allah SWT wajib bersifat qidam.
Firman Allah SWT :
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“ … (QS. Al-Hadid :3)
Adanya Allah itu pasti lebih awal daripada mahluk ciptaan-Nya. Seandainya keberadaan Allah didahului oleh mahluk-Nya, maka semua ciptaan Allah ini akan hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil bagi Allah karena Allah Maha pencipta, tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu daripada yang menciptakan..
|

3. Baqa’ ( Kekal )

Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan atau penghabisan.
Sifat mustahilnya adalah  :  Fana’ artinya rusak atau binasa.
Semua mahluk yang ada di alam semesta seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan rusak atau binasa sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya.
Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua dan mati. Demikian halnya dengan tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu dan mati. Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah SWT.
Betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala kehebatan itu hanyalah bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal.
Firman Allah SWT :
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan“ … (QS. Ar-Rahman :26-27)
|

4. Mukhalafatu lil hawadits ( berbeda dengan Ciptaannya )

Berbeda dengan semua yang baru (mahluk).
Sifat mustahil-Nya adalah :  Mumasalatu lil hawadisi 
Artinya serupa dengan semua yang baru(mahluk).
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.
Begitu juga dengan tukang pembuat sepatu tidak mungkin sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang paling canggih dan mirip manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang membuatnya.
Firman Allah SWT :
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat“… (QS. Asy-Syura :11)
Senada dengan ayat tersebut Allah SWT juga berfirman dalam ayat yang lain yang berbunyi :
“……….Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia(Allah).”  (QS Al Ikhlas :4)
Dari dua ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa yang dimaksud dengan tidak setara itu adalah tentang keagungan, kebesaran, kekuasaan dan ketinggian sifat-Nya. Tidak satupun dari mahluk-Nya yang menyerupai-Nya..
|

5. Qiyamuhu binafsihi ( Allah berdiri sendiri )

Qiyamuhu Binafsihi berarti Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.
Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Ihtiyaju lighairihi, 
artinya membutuhkan bantuan yang lain. Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha Pencipta.
Firman Allah SWT :
“Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.” 
(QS Ali Imran:2)
Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang sangat lemah karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, sebagai manusia kita juga harus memiliki sifat mandiri supaa tidak bergantung pada orang lain.
|

6. Wahdaniyyah ( Esa atau Tunggal )

allah-1Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.
Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.
Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Ta’adud  
Artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan terwujud.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :
”Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” … (QS Al Ikhlas :1-4)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan hal yang paling prinsip. Seseorang dianggap muslim atau tidak , bergantung pada pengakuan tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara bersaksi terhadap Allah SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi : “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”
|

7. Qudrat ( Berkuasa )

Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Sifat mustahil-Nya adalah :  ‘Ajzu, 
artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu“ … (QS. Al-Baqarah :20)
Sungguh idak patut manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki karena sebesar apapun Allah SWT. Pasti lebih kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang hidup di muka bumi harus berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
|

8. Iradat ( Berkehendak )

Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun  Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.
Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Karahah, 
Artinya terpaksa. Jika Allah SWT bersifat karahah (terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Allah SWT, wajib bersifat kesempurnaan. Dengan demikian, Allah SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa).
Untuk menguatkan keyakinan kita, Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”maka terjadilah” …. (QS. Yasin : 82)
Sebagai manusia kita harus mempunyai kemauan, keinginan, dan cita-cita yang bertujuan membangun hari esok yang lebih baik karena kita hidup di muka bumi ini hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, apapun yang kita cita-citakan dengan tujuan mengharap rida Allah SWT.
|

9. Ilmu ( Mengetahui )

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Jahlun yang artinya bodoh.
Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.
Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.
Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.
Firman Allah SWT :
”…..Allah SWT mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” … (QS Al Hujurat:16)
Oleh karena itu, sebagai hamba Allah SWT, seharusnya terdorong untuk terus menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.
|

10. Hayat ( Hidup )

Hidupnya Allah tidak ada yang menhidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Sifat mustahil-Nya adalah :  Mautun yang artinya mati.
Contohnya,
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Firman Allah SWT :
”Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur” … (QS Al Baqarah: 255)
Allah SWT selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik kita akan di awasi dicatat Allah SWT. Kelak di akhirat seluruh amalan tersebut akan kita pertanggung jawabkan.
|

11. Sam’un ( Mendengar )

Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
Sifat mustahil-Nnya adalah :  Summun artinya tuli (tidak mendengar).
Allah SWT mustahil bersifat tuli (tidak mendengar) sebab sekiranya Allah SWT tidak mendengar pasti segala permohonan dan pernyataa syukur hamba-Nya tidak akan diterima-Nya.
Selain itu penghiaan orang kafir, orang musrik, orang munafiq, dan lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena itu Allah SWT tetap bersifat sama’ mustahil bersifat summun .
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah Al Maidah berikut.
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)
Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Allah SWT pasti mendengar segala perkataan m,anusia, baik terucap maupun di dalam hati.
|

12. Basar ( Melihat )

Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
Sifat mustahil-Nya adalah :  ‘Umyun,  artinya buta. 
Allah SWT wajib bersifat kesempurnaan. Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
Firman Allah SWT sebagai berikut.
”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)
Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.
Oleh karena itu , berbuat baiklah supaya kita tidak perlu cemas jika kita harus mempertanggung jawabkannya kelak di akhirat.
|

13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )

Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.
Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sifat mustahi-Nya adalah :  Bukmun, artinya Bisu.
Allah SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun larangan.
Padahal kenyataannya semua itu tidak mungkin terjadi. Firman Allah SWT
”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164)
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
Apabila kita menerima nikmat, maka segeralah mengucapkan hamdalah. Selain itu, kita juga harus membiasakan diri bertutur kata yang lemah lembut dan sopan santun dengan sesama manusia.
|

14. Kaunuhu Qadirun

Esm-Allah-00Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Qudrat.Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa.
Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu
(QS. Al Baqarah :20).
|

15. Kaunuhu Muridun

Allah-5Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Iradat.Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.
.
Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)
|

16.  Kaunuhu ‘Alimun

Allah-6Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Al-Ilmu.
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.
Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)
.
|

17. Kaunuhu Hayyun

Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Hayat.
Allah adalah Dzat Yang Hidup.
Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“ 
(QS. Al Furqon :58)
|

18. Kaunuhu Sami’un

allah-14Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, iaitu lain daripada sifat Sama’.
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar.
Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
|

19. Kaunuhu Basirun

Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Bashar.
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia.
Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
|

20. Kaunuhu Mutakallimun

Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Qudrat.
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
|.

D.   Hikmah Beriman kepada Allah SWT

Meyakini kepada Allah SWT dengan sifat-sifat-Nya akan memberikan banyak hikmah diantaranya :
  • Meyakini kebesaran Allah SWT
  • Meningkatkan rasa syukur
  • Selalu menjalankan perinyah-Nya.
  • Selalu berusaha menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya.
  • Tidak takut menghadapi kematian
|

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
SEMOGA BERMANFA’AT – ALHAMDULILLAH
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬


daftar pustaka:
==Sifat 20== {| cellspacing=0 style="1px solid gray;" |- | {| border=1 cellspacing=0 |- style="background-color:lightsteelblue;" !Sifat Wajib !Tulisan Arab !Maksud !Sifat !Sifat Mustahil !Tulisan Arab !Maksud |- | ''Wujud'' ||
'''ﻭﺟﻮﺩ'''
|| Ada || Nafsiah || ''A'dam'' ||
'''ﻋﺪﻡ'''
|| Tiada |- | ''Qidam'' ||
'''ﻗﺪﻡ'''
|| Sedia || Salbiah || ''Huduth'' ||
'''ﺣﺪﻭﺙ'''
|| Baharu |- | ''Baqa'' ||
'''ﺑﻘﺎﺀ'''
|| Kekal || Salbiah || ''Fana'' ||
'''ﻓﻨﺎﺀ'''
|| Akan binasa |- | ''Mukhalafatuhu lilhawadith'' ||
'''ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ'''
|| berbeza dengan semua makhluk ciptaanNya|| Salbiah || ''Mumathalatuhu lilhawadith'' ||
'''ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ'''
|| Menyamai atau bersamaan bagi-Nya dengan suatu yang baru |- | ''Qiamuhu binafsih'' ||
'''ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ'''
|| Berdiri-Nya dengan sendiri || Salbiah || ''Qiamuhu bighairih'' ||
'''ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ'''
|| Berdiri-Nya dengan yang lain |- | ''Wahdaniat'' ||
'''ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ'''
|| Esa Allah Ta'ala pada dzat,pada sifat dan pada perbuatan || Salbiah || ''Ta'addud ||
'''ﺗﻌﺪﺩ'''
|| Berbilang-bilang |- | ''Qudrat'' ||
'''ﻗﺪﺭﺓ'''
|| Berkuasa || Ma'ani || ''Ajzun'' ||
'''ﻋﺟﺰ'''
|| Lemah |- | ''Iradat'' ||
'''ﺇﺭﺍﺩﺓ'''
|| Berkehendak menentukan || Ma'ani || ''Karahah'' ||
'''ﻛﺮﺍﻫﻪ'''
|| Benci iaitu tidak menentukan |- | ''Ilmu'' ||
'''ﻋﻠﻢ'''
|| Mengetahui || Ma'ani || ''Jahlun'' ||
'''ﺟﻬﻞ'''
|| Bodoh |- | ''Hayat'' ||
'''ﺣﻴﺎﺓ'''
|| Hidup || Ma'ani || ''Al-Maut'' ||
'''ﺍﻟﻤﻮﺕ'''
|| Mati |- | ''Sama''' ||
'''ﺳﻤﻊ'''
|| Mendengar || Ma'ani || ''As-Summu'' ||
'''ﺍﻟﺻﻢ'''
|| Pekak |- | ''Basar'' ||
'''ﺑﺼﺮ'''
|| Melihat || Ma'ani || ''Al-Umyu'' ||
'''ﺍﻟﻌﻤﻲ'''
|| Buta |- | ''Kalam'' ||
'''ﻛﻼ ﻡ'''
|| Berkata-kata || Ma'ani || ''Al-Bukmu'' ||
'''ﺍﻟﺑﻜﻢ'''
|| Bisu |- | ''Kaunuhu qaadiran'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ'''
|| Keadaan-Nya yang berkuasa || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu ajizan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ'''
|| Keadaan-Nya yang lemah |- | ''Kaunuhu muriidan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ'''
|| Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu kaarihan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻛﺎﺭﻫﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang benci iaitu tidak menentukan |- | ''Kaunuhu 'aliman'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang mengetahui || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu jahilan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ'''
|| Keadaan-Nya yang bodoh |- | ''Kaunuhu hayyan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang hidup|| Ma'nawiyah || ''Kaunuhu mayitan'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang mati |- | ''Kaunuhu sami'an'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang mendengar || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu asamma'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ'''
|| Keadaan-Nya yang pekak |- | ''Kaunuhu basiiran'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ'''
|| Keadaan-Nya yang melihat || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu a'maa'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ'''
|| Keadaan-Nya yang buta |- | ''Kaunuhu mutakalliman'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ'''
|| Keadaan-Nya yang berkata-kata || Ma'nawiyah || ''Kaunuhu abkam'' ||
'''ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ'''
|| Keadaan-Nya yang kelu |- |}

Kamis, 07 Februari 2013

Banjir DKI,penanggulangan yang di lakukan pak Jokowi

«rumushan masalah ; masalah dan penanggulangan banjir di DKI jakarta

JAKARTA-Banjir di kawasan Pluit, Jakarta Utara, benar-benar membuat Gubernur DKI Jakarta Jokowi kewalahan. Aparat juga kesulitan mengatasi banjir di daerah itu lantaran pompa air yang biasa digunakan untuk membuang air ke laut ikut terendam.

’’Di Pluit air tidak bisa surut, karena pompa terendam. Mengatasinya kami kesulitan,’’ kata Jokowi saat pertemuan dengan Pimpinan DPR di gedung parlemen, Senin (21/1).

Namun, kata dia, pihaknya terus mengerahkan seluruh bantuan ke Pluit seperti sudah dilakukan saat mengatasi jebolnya tanggul di Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, dengan melibatkan Paskhas, Kopassus, Kodam dan polisi.

’’Kami mohon bantuan agar bisa selesai. Sebab, Pluit tidak hanya orang kaya, tapi yang tidak mampu juga lebih banyak,’’ katanya.

Menurut Lurah Pluit Tahta Yujang, tercatat ada 101 RT di wilayahnya yang terkena banjir. ’’Di 101 RT itu berada di 7 RW. Yakni RW 04, 05, 06, 07, 09, 016 dan sebagian RW 019. Ketinggian air satu hingga dua meter,’’ terangnya kemarin.

Untuk membantu pengungsi, pihaknya telah menyiapkan tenda darurat. Selain itu, telah ada tiga titik evakuasi di dekat lokasi. Ribuan warga yang rumahnya kebanjiran sudah di evakuasi ke tempat tersebut.

’’Titik evakuasi itu, yakni di Sekolah Permai sebanyak 1.500 jiwa. Di Lions Club ada 200 jiwa dan di Apartemen Laguna ada 825 jiwa,’’ terang Tahta.

Adapun jumlah kepala keluarga yang menjadi korban banjir, tercatat sebanyak 4.466 KK. ’’Dengan jumlah warga sebanyak 14.194 jiwa,’’ pungkasnya.

Di kawasan tersebut, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir. Seperti makanan dan minuman. Selain itu, bantuan untuk korban banjir dari Pemkot Jakut juga disalurkan. Adapun bantuan dan persiapan logistik makanan dikoordinasi Sudin Sosial Jakut. Dapur umum dipusatkan di komplek perkantoran Pemkot Jakut.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, masih ada beberapa kawasan di ibu kota yang tergenang hingga kedalaman satu setengah meter. Lokasinya terutama berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Yakni, di Muara Baru dan Kapuk Muara. ’’Untuk Kawasan Pluit sudah turun hingga di bawah satu meter,’’ terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.

Selain Pluit, masih ada sejumlah kawasan seperti Muara Angke dan Penjaringan yang ketinggian airnya sudah di bawah satu meter. Banjir yang masih melanda kawasan-kawasan tersebut lebih disebabkan pengaruh pasang air laut.

Sutopo menyatakan, pompa air di waduk Pluit sebagian telah berfungsi kembali setelah tidak beroperasi akibat terendam banjir. Sementara, Kementerian PU hari ini akan mendatangkan lagi pompa berkapasitas 400 liter per detik ke waduk seluas 80 hektare itu.

Meski banjir mulai surut, bukan berarti aktivitas warga yang terdampak ikut normal kembali. Hingga kemarin, tercatat 45.954 jiwa masih bertahan di lokasi pengungsian. Rata-rata, mereka bertahan karena rumahnya masih terendam atau masih perlu pembersihan bagi kawasan yang telah surut airnya.

Hingga kemarin, BNPB mencatat banjir Jakarta membawa dampak bagi 100.274 KK atau 245.119 jiwa. Pengungsi sendiri masih menyebar di seluruh wilayah Jakarta. Nyaris separonya berada di wilayah Jakarta barat, yakni sebanyak 22.315 jiwa. Kemudian disusul Jakarta Utara (17.237), Jakarta Timur (1.442), Jakarta Pusat (1.268), dan Jakarta Selatan (430).

Ratusan perahu karet dan truk dikerahkan untuk evakuasi, distribusi logistik dan kebutuhan dasar, serta sarana transportasi masyarakat untuk melalui genangan air. "Logistik mencukupi untuk semua kebutuhan pengungsi," tegasnya.

Meski begitu, Sutopo tetap mengapresiasi upaya dari kalangan non pemerintah yang telah ikut memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban. Untuk jumlah korban meninggal, hingga kini laporan yang masuk ke BNPB mencapai 20 orang. Rata-rata, mereka meninggal bukan akibat terseret arus. Melainkan, tersengat arus listrik saat berada di rumah atau lokasi-lokasi yang terendam banjir. Ada pula yang meninggal akibat menghirup gas karbonmonoksida dari genset di ruang tertutup. Sebagian kecil lagi hanyut, termasuk dua korban yang ditemukan terjebak di basement gedung UOB Plaza.

Di sisi lain, banjir juga masih merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang. Banjir yang merendam 51 desa sejak 17 Januari lalu itu hingga kini baru surut sebagian. "Penyebab banjir di situ adalah luapan sungai Ciobeet dan Citarum," tutur Sutopo. Ketinggian air sendiri berkisar 30 sampai 250 sentimeter.

Banjir tersebut membuat 18.626 rumah terendam dan berdampak pada 18.914 KK atau 66.746 jiwa. Data terakhir menunjukkan, tiga kawsan masih terendam banjir cukup parah. Antara lain Kecamatan Batu Jaya, Desa Segaran, dan Telukbango. Ketinggian air berkisar 180 sampai 250 sentimeter.

Banjir Jakarta memang sudah surut. Namun, Badan Meteorologi dan Geofisika meramalkan curah hujan akan lebih deras beberapa hari ke depan. Itu berarti, potensi banjir masih tetap mengancam.

Karena itu, Polri masih menyiagakan pasukan di titik-titik evakuasi banjir. Terutama, di lingkungan yang membutuhkan pengamanan lebih seperti kompleks perumahan atau pertokoan.

"Jadi, ada dua fungsi selain membantu evakuasi juga fungsi pengamanan ," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantornya kemarin.

Mantan Kabidhumas Polda Jawa Barat itu menjelaskan, tim Disaster Victim Identification (DVI) yang biasa menangani korban musibah membentuk posko di tengah kota. Tepatnya di ruas jalan Thamrin dekat dengan gedung UOB. " Selain identifikasi jenazah atau orang meninggal, DVI juga membantu jika ada kerabat yang hilang atau belum ketemu," katanya.

Tim DVI yang berpengalaman dalam kasus-kasus bom terorisme maupun kecelakaan pesawat itu masih akan standby dalam sepekan ke depan. "Yang di pos-pos akan disegarkan, jadi tidak ditarik tapi personelnya bergantian," katanya.

TNI juga melakukan langkah antisipasi jika ada banjjir susulan datang melanda Ibukota. Masing-masing angkatan membentuk satuan tugas (Satgas) Banjir yang sesuai dengan kemampuan dan karakter masing-masing.

"Koordinasi dengan Basarnas dan BNPB terus berjalan, TNI selalu siap," ujar Kapuspen TNI Laksda Iskandar Sitompul kemarin. TNI AL misalnya, mengerahkan satuan Kopaska, juga marinir dengan kendaraan-kendaraan amfibi.

Dari TNI AD, ribuan prajurit dikerahkan untuk membantu evakuasi, membentuk dapur umum, dan kerja bakti 24 jam memperbaiki tanggul Latuharhary, Menteng, yang jebol. TNI AU memfasilitasi pesawat dan helikopter dan juga menurunkan personil kesehatan lapangan untuk membantu pengungsi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai harus berkoordinasi dengan DPRD DKI Jakarta untuk penanggulangan bencana banjir di ibukota negara. Lantaran, sejumlah titik banjir masih banyak kebutuhan pengungsi yang belum terpenuhi.

’’Kemarin kami meninjau beberapa titik di Jakarta, yaitu Kalibata, Pesing, dan Rawa Buaya masih kurangnya tenda bagi para pengungsi atau truk sampah untuk mengangkut sampah yang menumpuk selama banjir,’’ ucap Ketua DPD RI Irman Gusman saat bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (21/1).

Untuk itu, Irman berharap, agar Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan DPRD untuk penanggulangan banjir. Pasalnya, penanganan banjir di Jakarta tidak bisa dikerjakan sendiri Pemprov. “Saya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Pak Jokowi, namun saya menilai DKI tidak bisa bekerja sendiri. Harus berkoordinasi dengan DPRD,” cetusnya. (fdi/dai/rdl/byu/wir)

penanggulangan yang dilakukan..

 

Jokowi memang belum genap tiga bulan menjadi Gubernur DKI Jakarta, jadi publik belum bisa mengukur keberhasilan/kegagalan langkah-langkah kebijakannya. Bulan madu dengan pendukung dan media juga masih mesra, namun kritik sudah mulai berdatangan seiring dengan datangnya musim penghujan, macet dan banjir dalam beberapa hari belakangan ini.
Sebagai media darling setiap langkah Jokowi tidak lepas dari mata awak media. Jadi ketika Jumat – Sabtu lalu sempat menghilang dari pengawasan media, banyak orang bertanya-tanya: “Ke manakah Jokowi?”
Terkait banjir, Jokowi memang tidak bisa berbuat banyak dalam kurun waktu singkat, sehingga harapan publik akan langkah Jokowi menanggulangi banjir di Jakarta kali ini sebaiknya dilupakan. Di sisi lain sebaiknya Jokowi dan jajarannya segera melakukan crash program penanganan banjir dengan seksama, supaya tidak ada korban.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan Jokowi dan jajarannya, misalnya dari sisi informasi.  Seharusnya Jokowi dan jajarannya sudah bisa melakukan banyak terobosan melalui tim pendukungnya yang aktif di sosial media kala Pemilukada lalu dan media massa (radio dan televisi). Pastikan komunikasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pusat kontrol debit air di wilayah penyangga, misalnya di bendungan Katulampa, baik dengan dukungan  data real time.
Selanjutnya Jokowi dan jajarannya juga harus memanfaatkan fasilitas TMC di Polda Metro dan berbagai sarana lain termasuk papan reklame digital yang banyak tersebar di jalan protokol sebagai sumber informasi tentang daerah banjir, curah hujan, kondisi waduk penyangga di sekitar Bodetabek dsb supaya publik Jakarta yang akan melakukan kegiatannya bisa mengantisipasi dengan berbagai cara.
Lalu siagakan semua aparat Pemprov yang ada di lapangan melalui jadwal piket dan siap melakukan apa saja menanggulangi dampak banjir termasuk bekerja sama dengan instansi terkait dan menyiapkan lokasi pengungsian beserta dukungan logistiknya.
Yang terakhir pastikan, aparat  Dinas Perhubungan siaga di jam-jam padat lalu lintas bersama aparat Kepolisian untuk mengatur lalu lintas, khususnya sterilisasi jalur Trans Jakarta dari kendaraan pribadi dan underpass dari berteduhnya para pengendara motor. Jika melanggar harus langsung ditilang, apapun alasannya karena itu mengganggu kelancaran pergerakan manusia di wilayah Jakarta yang sudah super duper padat dan banjir.
Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Jokowi dan jajarannya, tentu  saja disertai doa supaya tidak timbul korban manusia. Dan yang terakhir supaya kondusif, sebaiknya tim pendukungnya di media sosial tidak melakukan pembelaan yang membabi buta. Ingat kritik publik adalah obat bukan racun. Salam. Agus Pambagio (Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen).

rencana yang akan dilakukan pak jokowi dalam masalah kemacetan sekaligus banjir.. 

 

Terowongan Multiguna Dinilai Bukan Solusi Atasi Banjir Jakarta

  SURABAYA, KOMPAS.com — Pakar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Dr Amien Widodo, menilai rencana Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk membangun terowongan multiguna bukan solusi untuk mengatasi banjir di Jakarta. Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin segera merealisasikan program pembangunan terowongan bawah tanah yang sebelumnya sering disebut deep tunnel. Program untuk mengatasi banjir sekaligus kemacetan itu diharapkan sudah mulai bisa memiliki jabaran jelas dalam beberapa bulan ke depan.

"Rencana itu akan sia-sia karena faktor penyebab utama tidak diatasi, yakni sedimentasi dan perilaku buang sampah masyarakat, bahkan terowongan itu bisa jadi akan memunculkan masalah baru," kata Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS itu, Kamis (24/1/2013).

Ia mengemukakan hal itu ketika dimintai pendapat tentang solusi untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta yang terjadi sejak 15 Januari 2013. Menurut Amien, penyelesaian banjir Jakarta yang terus berulang tidak pernah mengungkap penyebab masalah. Faktor hujan memang tidak bisa dihindari mengingat musim hujan mencapai puncaknya. Oleh karena itu, harus diperhatikan kondisi tata ruang dan masyarakat.
    
"Berdasarkan hasil pengamatan, sedikitnya ada beberapa masalah utama terkait perilaku (buruk) masyarakat, yaitu terjadinya perubahan tata guna lahan di kawasan resapan air di kawasan Puncak Gunung Pangrango, yang awalnya hutan, tapi akhirnya diubah menjadi kawasan terbangun," katanya.
    
Hal itu menyebabkan air hujan tidak ada yang meresap sehingga semuanya mengalir menjadi air banjir yang akan mengerosi tanah dan mengendapkannya ke sungai sehingga sungai akan dangkal. "Masalah yang lain banyaknya penduduk bermukim di bantaran sungai akibatnya lebar sungai akan terus menyempit," ujar Amien.
    
Demikian pula dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan ke kali. Menurutnya, cara mengatasinya ialah dengan menyiasati agar hujan yang turun bisa meresap dan tidak langsung mengalir sambil membawa tanah serta diendapkan di sepanjang sungai.
    
"Lalu, bagaimana masyarakat tidak bermukim di tepi sungai dan membuat dimensi sungai mengecil serta bagaimana permukaan sungai tidak ada sampah," katanya.
    
"Andai kawasan resapan hanya dijadikan hutan, erosi dan sedimentasi sungai tidak akan terjadi sehingga (proyek) pengerukan tidak perlu dilakukan. Andai dilakukan edukasi tentang pembuangan sampah, pembersihan sampah tidak perlu dilakukan. Itu harus tegas," lanjut Amien.
    

Ia menambahkan, banjir Jakarta juga penting untuk pembelajaran bagi daerah aliran sungai (DAS) besar lainnya di Indonesia. "Misalnya, Provinsi Jawa Timur mempunyai banyak DAS besar yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan DAS Kali Ciliwung, seperti DAS Bengawan Solo, DAS Brantas, DAS Sampean, dan sebagainya. Pemerintah harus memperhatikan kawasan resapan untuk vila, permukiman di dalam tanggul, dan buang sampah sembarangan. Pemerintah harus tegas," kata Amien.